Campak : Masalah kesehatan anak – World Immunization Weeks 2013

  1. Campak merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menginfeksi setiap anak yang tidak terlindungi, tanpa memandang status sosial maupun ekonomi.
  2. Setiap anak yang tidak terlindungi berisiko terinfeksi campak.
  3. Campak sangat berbahaya bila mengenai anak dengan gizi kurang atau sedang menderita satu penyakit lainnya.
  4. Virus campak dapat menyerang sistem pernapasan dan sistem kekebalan, sehingga anak menjadi rentan terhadap berbagai infeski lainnya, seperti pneumonia dan diare.
  5. Anak dengan sistem imun yang rendah (misalnya anak yang mendapatkan pengobatan kanker, penderita HIV) rentan terhadap penyakit campak, dan mempertinggi ancaman terhadap kesehatan mereka.
  6. Keberadaan peyakit campak di satu wilayah, dapat diasumsikan sebagai petanda kurang optimalmya sistem pelayanan kesehatan.
  7. Wabah campak yang terjadi pada satu wilayah, disebabkan oleh penyebaran virus campak yang sangat cepat dan menginfeksi anak-anak.
  8. Wabah campak terjadi pada wilayah dengan cakupan imunisasi campak yang rendah.
  9. Pemberian imunisasi campak di satu wilayah akan melindungi anak anak di wilayah tersebut terhadap penyakit campak. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka Imunisasi campak harus mencapai cakupan yang tinggi (>90-95%) pada satu wilayah.
  10. Setiap anggota masyarakat memiliki kewajiban untuk melindungi komunitasnya melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
  11. ‘Kekebalan satu wilayah’ diperoleh dari cakupan imunisasi yang tinggi, dan berfungsi sebagai dinding kekebalan untuk setiap masyarakat wilayah tersebut.

Setiap anak berhak untuk mendapatkan Imunisasi: Imunisasi merupakan tanda cinta orang tua kepada anaknya. Imunisasi hendaknya menjadi suatu norma sosial. Jika anak-anak diimunisasi, berarti kita membantu melindungi komunitas kita. Vaksin aman dan melindungi anak seumur hidupnya.

 

Badriul Hegar

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Peran Mikroflora Saluran Cerna pada Kesehatan Anak

Mikroflora /bakteri saluran cerna bervariasi antara satu individu dengan individu yang lain. Pada beberapa individu, mikroflora selalu berubah, sedangkan pada individu lainnya berada dalam keadaan stabil. Mikroflora yang stabil dan seimbang merupakan petanda keadaan saluran cerna yang sehat. Berbagai laporan memperlihatkan bahwa saluran cerna yang sehat mempunyai dampak positif pada tumbuh kembang anak dan kesehatan anak pada umumnya.

Distribusi bakteri di dalam usus

Sebagian besar bakteri yang masuk ke dalam saluran cerna akan dirusak oleh asam lambung, sehingga di dalam lambung hanya terdapat lebih kurang 103bakteri per gram jaringannya.  Di dalam usus halus terdapat lebih kurang 105-6bakteri per-gram jaringannya. Jumlah ini lebih banyak dibanding di dalam lambung tetapi lebih sedikit dibanding di dalam usus besar. Diprakirakan di dalam usus besar terdapat 1011-14 bakteri per gram jaringannya.

Klasifikasi bakteri usus

Mikroflora di dalam saluran cerna dapat berupa (1) bakteri yang menguntungkan(misalnya Bifidobacteria, Lactobacillus, Eurobacteria), (2) bakteri yang merugikan(misalnya P. aeruginosa, Proteus, Staphylococcus, Clostridia, Veillonella.), atau (3) bakteri yang mempunyai sifat keduanya (misalnya Bacteroides, Enterococcus, E. coli, Streptococcus ).

Keberadaan bakteri tersebut di dalam saluran cerna sangat berhubungan dengan kesehatan manusia. Bakteri-bakteri tersebut selalu saling berkompetisi, sehingga komposisi mikroflora saluran cerna sangat bervariasi. Sangatlah penting mempertahankan keberadaan bakteri menguntungkan di dalam saluran cerna sehingga dapat menekan pertumbuhan bakteri merugikan.

Peran bakteri di dalam saluran cerna

Bakteri menguntungkan dapat :

  1. berkompetisi dengan bakteri merugikan dengan cara menempel pada dinding saluran cerna dan selanjutnya berkembang biak.
  2. menghasilkan asam yang menyebabkan lingkungan saluran cerna menjadi asam. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan bakteri merugikan,
  3. menghasilkan zat yang mempunyai efek mematikan bakteri merugikan
  4. mengaktivasi sistem kekebalan tubuh

Sebaliknya, bakteri merugikan menghasilkan toksin sehingga dapat menyebabkan keracunan. Bakteri merugikan juga tidak mampu mengubah sisa makanan yang dapat menyebabkan proses pembusukan saluran cerna.

Keseimbangan Mikroflora Saluran Cerna

Saluran cerna bayi pada saat baru lahir adalah steril. Segera setelah lahir pervaginam, bayi akan dikelilingi oleh bakteri yang berasal dari ibu dan lingkungannya. Sampai pada hari ke 3-4, kolonisasi mikroflora pada semua bayi hampir sama. Perkembangan mikrofolora baru terjadi pada minggu kedua dan ketiga kelahiran.

Bayi yang mendapat ASI didominasi oleh Bifidobacteria dan Lactobacillus, sedangkan bayi yang mendapat susu formula selain Bifidobacteria juga didominasi oleh Bacteroides. Di dalam ASI terdapat faktor bifidus yang  membantu pertumbuhan dan berkembang biaknya Bifidobacteria di dalam saluran cerna bayi.Bifidobacteria akan terus stabil sampai beberapa bulan, sehingga bayi yang mendapat ASI mempunyai daya tahan secara alamiah terhadap bakteri patogen seperti E.coli, Bacteriodes, dan Clostridium. Bifidobacteria,

Bakteri menguntungkan juga dapat memfermentasi laktosa (sumber utama karbohidrat di dalam ASI), sehingga turut berperan dalam proses pencernaan susu. Dengan kata lain, ASI menciptakan suasana optimal untuk pertumbuhan bakteri menguntungkan.

ASI mengandung banyak oligosakarida (fruktooligosakarida), yaitu suatu karbohidrat tidak dicerna yang merupakan makanan bagi bakteri menguntungkan. Kadar oligosakarida yang tinggi di dalam ASI merupakan faktor protektif di dalam ASI. Pada saat penyapihan dimana bayi mendapat jenis makanan yang sama dengan orang dewasa, berbagai bakteri mulai tumbuh di dalam saluran cernanya, sehingga proporsi Bifidobacteria di dalam saluran cerna berubah.

Kesimpulan

Sistem pencernaan berperan penting dalam mempertahankan kesehatan anak. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mejaga kesehatan saluran cerna, salah satunya caranya adalah mempertahankan keseimbangan mikrofkora saluran cerna yang didominasi oleh bakteri menguntungkan.

—————————————————————————————————————

Badriul Hegar

Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr. Cipto Mangunkusumo
Ikatan Dokter Anak Indonesia

STOP Kekerasan pada Anak

Children live in safe and supportive family and community

 

Kejadian kekerasan pada anak ternyata lebih besar dari yang kita perkirakan dan tingkat kekerasannyapun diluar dugaan kita semua, bahkan bagi praktisi kesehatan sekalipun.

Ada upaya yang harus diperhatikan oleh kita yang mempunyai perhatian terhadap kejadian kekerasan pada anak, yaitu :

  1. Bagaimana seorang anak tidak tinggal di lingkungan yang mempunyai faktor risiko. Faktor risiko tersebut, antara lain :
    1. Keluarga yang tidak harmonis
    2. Seorang wanita yang belum siap menjadi seorang ibu baik dari segi umur maupun biologis
    3. Keluarga pecandu narkoba
    4. Keluarga pemabuk minuman keras

 

  1. Bila seorang anak terpaksa harus tinggal di lingkungan yang berisiko, maka bagaimana agar faktor risiko tersebut tidak berpengaruh kepada anak.
    1. Di negara maju, anak anak tersebut diasuh oleh negara. Pada negara berkembang, sistem demikian belum dapat dilaksanakan. Pada keadaan tersebut, kepedulian lingkungan, tetangga, RT, dan RW sangat berperan.
    2. Setiap RT harus mengetahui setiap warganya yang berisiko. Melalui Tim yang dibentuk RT, keluarga tersebut dipantau. Diharapakan kecurigaan sekecil apapun dapat terdeteksi lebih dini.

 

  1. Bila terjadi kekerasan pada anak, bagaimana anak tersebut dapat tertolong segera dengan tepat agar efek negatif tidak ada/minimal. Untuk itu diperlukan:
    1. Sistem pelaporan yang jelas
    2. Kesiapan tenaga profesional
    3. Kesiapan pusat pelayanan kesehatan

 

Disamping organisasi profesi, banyak pula Lembaga Sosial Masyarakat yang bekerja untuk perlindungan anak. Agar semua pihak dapat berperan secara optimal, mereka perlu berbagi lingkup aktivitas dengan mengacu kepada masalah di atas. Dengan demikian, semua lingkup mesalah terpikirkan, terkawal, dan terpecahkan. Alangkah baiknya bila aktivitas tersebut dikoordinir oleh Pemerintah sebagai penanggung jawab kesehatan anak di Indonesia, agar hasil yang diperolehpun lebih optimal dan komprihensif.

 

Badriul Hegar

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Popok Bayi: Apa yang Anda Perlu Ketahui

Pemilihan dan penggunaan popok bayi boleh dibilang merupakan salah satu topik yang akan selalu hangat untuk dibahas oleh orangtua. Kain atau popok sekali pakai? Bahan apa yang terbaik? Kapan harus diganti? Mengapa timbul ruam popok? Dan masih banyak lagi. Untuk menjawabnya, berikut akan kami bahas hal-hal penting yang perlu Anda ketahui tentang popok bayi.

Thumbnail-Popok-410x305

Memilih Bahan yang Tepat

Jenis popok yang paling banyak beredar di pasaran adalah popok kain dan popok sekali pakai. Popok yang ideal, entah apapun bahannya, harus dapat menjaga kestabilan pH, dan keringnya kulit serta mencegah terjadinya ruam. Untuk menopang fungsi tersebut, popok umumnya disusun menjadi 3 lapisan yaitu lapisan dalam, lapisan inti yang mengandung bahan absorben, dan lapisan luar.

Pada popok sekali pakai, lapisan dalam umumnya berpori untuk mengurangi gesekan kulit dan ditambah dengan formula khusus, seperti zinc oxide, aloe veradan petroleum untuk menjaga agar kulit tetap kering. Bahan absorben lapisan inti yang paling sering digunakan adalah selulosa dan absorbent gelling material(AGM) atau superabsorbent, yang terbuat dari sodium poliakrilat. AGM memiliki keunggulan dapat memisahkan cairan urin dari feses dengan cepat, menahan cairan di matriksnya, dan menjaga kestabilan pH. Lapisan luar popok sekali pakai umumnya bersifat kedap air, tetapi dapat juga terbuat dari bahan yang berpori.

Popok kain juga tersedia dengan beragam inovasi baru dalam hal komposisi. Lapisan dalamnya kadang-kadang memakai bahan sekali pakai. Bahan absorben yang sering digunakan pada popok kain antara lain polyester (sering disebutmicrofiber), katun, bambu, dan rami. Bambu memiliki daya absorbsi yang sangat tinggi, tetapi bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi dapat menimbulkan efek negatif. Di sisi lain, polyester juga memiliki kemampuan menyerap yang baik, tetapi cenderung berkurang seiring waktu dan lebih sulit dibersihkan sehingga sering menimbulkan bau. IDAI sendiri merekomendasikan pemilihan bahan katun pada popok kain untuk menjaga ventilasi yang baik dengan kulit, dan perlu disadari bahwa pemakaian popok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya infeksi saluran kemih.

Lalu, di antara keduanya, manakah yang lebih baik? Meskipun studi menunjukkan kecenderungan bahwa untuk menghindari ruam popok, bahan selulosa popok sekali pakai lebih baik daripada popok kain, bahan AGM lebih baik daripada selulosa, lapisan dalam berformula khusus lebih baik daripada yang tanpa formula, dan bahan luar yang berpori lebih baik daripada yang waterproof, jenis popok mana yang lebih unggul masih belum dapat dipastikan hingga saat ini. Tentunya, perawatan dan waktu penggantian yang tepat memegang peranan yang penting dalam penggunaan popok untuk si kecil. Perkiraan biaya, efek lingkungan dari pencucian atau pembuangan popok dan tenaga yang dikeluarkan oleh ibu atau pengasuh juga perlu dipertimbangkan.

Pemakaian dan Penggantian

Sebelum mengganti popok, perlu diingat bahwa beberapa bayi cenderung untuk langsung berkemih ketika popoknya dibuka dan terpapar udara. Oleh karena itu, usahakan agar tubuh si kecil tetap tertutup semaksimal mungkin, sehingga Anda dapat menghindari tercecernya air kemih yang tidak perlu.

Sebelum membuka popok yang kotor, siapkan popok yang baru di bawahnya. Setelah membuka popok kotor, usap pantat bayi dengan bagian depan dan dalam popok, lalu geser posisinya ke bawah pantat bayi. Hal ini sekaligus dapat menjaga agar popok yang bersih tidak terkena kotoran. Setelah itu, bersihkan anus bayi dan daerah kemaluan dengan lap bersih atau tisu basah yang tidak mengandung pewangi dan alkohol. Jangan lupa keringkan untuk mencegah pertumbuhan kuman. Buang popok dan tisu kotor, lalu pakaikan popok baru yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Pastikan bahwa popok yang dipakaikan cukup rapat sehingga tidak terjadi kebocoran, tetapi juga tidak terlalu ketat untuk menghidari terjadinya ruam popok.

Penting untuk diingat bahwa popok harus selalu diganti setiap selesai berkemih atau buang air besar. Bila menggunakan bahan AGM, gantilah sesering mungkin, sekitar 2-3 jam sekali. Untuk menentukan perlu tidaknya penggantian popok, Anda dapat menggunakan sistem alarm, yaitu dengan melihat perubahan warna pada popok bila terkena urin.

Pada bayi baru lahir dengan tali pusat yang belum lepas, pastikan bahwa popok tidak mengenai bagian tersebut untuk menghindari pajanan urin dan feses. Bagian ini perlu dijaga agar terpapar udara sesering mungkin.

 

Menghindari Ruam Popok

Ruam popok merupakan suatu keadaan iritasi pada kulit yang tertutup popok. Faktor penyebabnya sangat beragam, mulai dari faktor mekanik, kimia, dan infeksi jamur. Pemakaian popok yang ketat dan bahan yang tidak tepat dapat meningkatkan gesekan terhadap kulit dan mencetuskan ruam. Selain itu, pajanan urin dan feses dapat menyebabkan kulit basah dan mempermudah masuknya bahan iritan yang terkandung di dalamnya. pH urin yang bersifat basa turut memperburuk iritasi yang timbul. Hal ini juga mempermudah infeksi jamur Candida albicans berkembang dan menimbulkan ruam yang lebih berat.

Cara untuk menghindari kondisi ini sebenarnya cukup mudah. Selain memperhatikan pemilihan dan pemakaian popok seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, Anda juga perlu menjaga agar kulit daerah popok selalu bersih dan kering. Bersihkan juga daerah kelamin dengan air hangat dan sabun bayi saat mandi. Setelah itu, jangan lupa mengaplikasikan krim khusus untuk melindungi dari terjadinya kerusakan kulit akibat gesekan dan kelembaban yang berlebihan.

Kesimpulannya, apapun jenis popok yang Anda pilih, utamakan kebersihan dan kenyamanan si kecil!

 

Referensi:

  1. Agrawal R 2013. Diaper Dermatitis. Diunduh pada 18 Juli 2014 darihttp://emedicine.medscape.com/article/911985-overview
  2. American Academy of Pediatrics 2013. Changing Diaper. Diunduh pada 18 Juli 2014 dari http://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/diapers-clothing/Pages/Changing-Diapers.aspx
  3. American Academy of Pediatrics 2013. Diaper Rash Solution. Diunduh pada 18 Juli 2014 dari http://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/diapers-clothing/Pages/Diaper-Rash-Solution.aspx
  4. American Academy of Pediatrics 2013. The Art of Diapering. Diunduh pada 18 Juli 2014 dari http://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/diapers-clothing/Pages/The-Art-of-Diapering.aspx
  5. Baer EL, Davies MW, Easterbrook KJ 2006. Disposable nappies for preventing napkin dermatitis in infants (Review). Cochrane Database of Systematic Reviews Issue 3, hal 1-20. Diunduh pada 18 Juli 2014 darihttp://espace.library.uq.edu.au/eserv.php?pid=UQ:8003&dsID=mwd_cr_03_06.pdf
  6. Bikowski J 2011. Update on Prevention and Treatment of Diaper Dermatitis.Practical Dermatology for Pediatrics, Juli, hal.16-19. Diunduh pada 18 Juli 2014 darihttp://bmctoday.net/practicaldermatologypeds/pdfs/Peds0811_Ftr_DiaperDermatitis.pdf
  7. Ikatan Dokter Anak Indonesia 2013. Penggunaan Popok Bayi dan Anak untuk Mencegah Infeksi Saluran Kemih. Diunduh pada 18 Juli 2014 darihttp://idai.or.id/professional-resources/rekomendasi/penggunaan-popok-bayi-dan-anak-untuk-mencegah-infeksi-saluran-kemih-2.html

 

Penulis : Jennie Dianita Sutantio

Editor : Sudung O. Pardede (UKK Nefrologi IDAI)

Perawatan Bayi Baru Lahir

Bunda dan Ayah yang berbahagia, selamat atas kelahiran buah hatinya. Saat ini Anda berdua pasti sedang dipenuhi dengan rasa suka cita. Pasangan orangtua baru seringkali mengalami kekhawatiran dalam pengasuhan bayi baru lahir. Hal ini adalah suatu kewajaran karena buah hati Anda adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya dan sudah sepantasnya jika Anda hanya ingin memberikan yang terbaik. Merawat bayi baru lahir memang susah-susah gampang dan penuh dengan seni, tetapi Bunda dan Ayah tidak perlu khawatir, karena hal ini dapat direncanakan dan dipelajari. Berikut beberapa tips dan pengetahuan mengenai perawatan dasar bayi baru lahir.

14-410x305

Saat bayi dilahirkan….

Jika bayi bugar dan tidak memerlukan pertolongan khusus, seluruh tubuh bayi akan dikeringkan, kecuali tangannya. Pembersihan jalan napas secara rutin pada bayi yang aktif dan bugar. Tali pusat diikat dan bayi akan diletakkan di atas perut atau dada ibu untuk mengadakan kontak skin-to-skin (kulit ke kulit) dan inisiasi menyusui dini (IMD).

Kontak skin-to-skin dan inisiasi menyusui dini

Dalam rahim ibu, bayi berada pada suhu lingkungan yang optimal yaitu 36,5-37,5 derajat Celsius, sesuai dengan suhu tubuh ibunya. Sesaat setelah dilahirkan, bayi akan berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh ibunya, sehingga berisiko untuk terjadi hipotermia (suhu tubuh rendah). Hipotermia dapat menyebabkan terjadinya berbagai gejala seperti hipoglikemia (gula darah rendah), gangguan pernafasan, lemas atau gelisah, kejang, dan sesak napas. Untuk menghindari terjadinya hipotermia, letakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi kontak antara kulit ibu dan kulit bayi (perawatan metode kanguru). Metode ini sangat baik untuk menghangatkan bayi secara alamiah. Suhu kulit ibu akan menghangatkan bayi lebih cepat dan menjaga suhu bayi tetap stabil.

Setelah bayi dikeringkan, bayi ditengkurapkan di atas dada atau perut ibu. Kulit bayi menempel dengan kulit ibu, dan mata bayi diletakkan sejajar dengan puting susu ibu. Ibu dianjurkan menyentuh bayi dan menyangga ringan bagian bokong bayi. Bayi diberi topi dan diselimuti. Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu. Jika setelah satu jam kontak kulit ke kulit belum terjadi proses menyusui dini, ibu dibantu untuk mendekatkan bayi ke putingnya dan bayi diberi waktu untuk melanjutkan kembali proses tadi selama setengah sampai satu jam. Alangkah baiknya jika ibu dapat didampingi oleh suami atau keluarga.

Inisiasi menyusu dini bermanfaat untuk mengurangi angka kematian bayi dan membantu menyukseskan pemberian ASI eksklusif. Selain itu, IMD dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena bakteri baik di kulit ibu akan masuk ke tubuh bayi dan lebih lanjut lagi bayi akan mendapatkan ASI pertama (kolostrum) yang sangat banyak mengandung zat-zat kekebalan tubuh. Tidak perlu cemas bila selama proses IMD bayi belum sampai melakukan kegiatan menyusui yang sesungguhnya, karena proses ini sendiri sudah meningkatkan peluang keberhasilan menyusui.

Pada situasi tertentu bila bayi tidak bugar atau kondisi bayi setelah dilahirkan belum stabil, terkadang IMD tidak dapat dilakukan karena bayi harus segera mendapat perawatan lebih lanjut. Jika hal ini terjadi, ibu tidak perlu putus asa. Ibu tetap dapat sukses menyusui dengan memerah ASI selama bayi belum dapat menyusu secara langsung.

Rawat gabung

Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang sama dengan ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Rawat gabung bermanfaat untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak, mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan yang berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko infeksi dan depresi pada ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk merawat bayi.

 

Hari-hari pertama bersama bayi

Bagaimana bayi tidur?

Dalam sehari bayi dapat tidur sampai total 20 jam, yang terpecah dalam periode-periode tidur 20 menit hingga 4 jam. Usahakan kamar bersuhu sejuk, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, dan mendapat cahaya serta ventilasi cukup. Posisi tidur yang dianjurkan adalah posisi terlentang karena dapat mencegah terjadinya sindrom kematian mendadak bayi atau sudden infant death syndrome (SIDS). Tempat tidur bayi sebaiknya menggunakan alas yang rata dan tidak terlalu lembut. Hindari menggunakan benda-benda yang dapat menutupi kepala bayi.

Bagaimana merawat tali pusat?

Setelah dipotong, tali pusat mungkin akan diolesi cairan antiseptik klorheksidin atau antiseptik lain. Setelah itu tali pusat dibiarkan terbuka dan kering dan tidak perlu dikompres dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik. Saat ingin merawat tali pusat, cuci tangan terlebih dahulu, jangan oleskan apapun pada tali pusat, tidak perlu ditutup dengan kasa dan jangan ditutup dengan popok maupun gurita. Usahakan agar tali pusat tidak basah, tidak terkena air seni maupun tinja bayi. Jika tali pusat kotor, segera cuci bersih dengan air yang bersih dan sabun lalu keringkan dengan kain bersih. Biarkan tali pusat terlepas sendiri. Jika terdapat tanda infeksi seperti kemerahan dan atau bengkak pada pusat ataupun kulit disekitarnya, berbau busuk dan terlihat nanah, segera kontrol ke tenaga kesehatan terdekat.

Memandikan bayi

Saat lahir, bayi belum perlu dimandikan. Bayi masih memiliki lapisan pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan yang berfungsi untuk menjaga suhu bayi. Setelah 6 jam bayi dapat dilap dengan air hangat saja. Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat dimandikan dengan kain lap atau spon. Setelah tali pusat lepas bayi dapat dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air, hati-hati kepala terendam dalam air. Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun dan sampo khusus bayi. Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu pagi maupun terlalu sore. Saat melakukan perawatan kulit bayi, prinsipnya menggunakan seminimal mungkin zat-zat yang berkontak dengan kulit, karena kulit bayi masih sangat sensitif.

Memilih pakaian bayi

Pilihlah pakaian dari bahan yang lembut, menyerap air dan tidak kaku. Bayi hanya perlu memakai atasan, popok atau celana, selimut dan topi jika bayi kedinginan. Tidak dianjurkan untuk membedong karena membatasi gerak bayi. Selain itu, tidak dianjurkan pula untuk terus menggunakan sarung tangan maupun kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan alat untuk belajar pada bayi. Jangan gunakan gurita karena bayi bernafas lebih banyak menggunakan otot-otot perut.

Pola buang air besar (BAB) dan buang air kecil bayi (BAK)

Bayi normal akan BAK dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat dalam 48 jam pertama. Jika ini tidak terjadi, bayi perlu diperiksa lebih lanjut. Selanjutnya bayi akan BAK 5-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali per hari. Warna BAK yang baik adalah jernih tidak berwarna pekat, sedangkan warna BAB akan berubah dari warna hitam pekat, menjadi hijau dan akhirnya berwarna kekuningan pada sekitar usia 5 hari. Jika tidak terjadi perubahan warna BAB, harus dilakukan evaluasi kecukupan asupan ASI. Jika ibu menemukan darah pada kemaluan bayi perempuan saat awal-awal kelahiran, ibu tidak perlu khawatir, karena hal itu disebabkan bayi masih dipengaruhi hormon ibu. Keadaan tersebut masih dianggap normal.

Membersihkan popok dan kemaluan bayi

Bersihkan kemaluan dari bagian depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah dibasahi air bersih ataupun handuk basah. Jangan membersihkan popok dari bagian bawah anus ke kemaluan.

Mengenali isyarat lapar bayi

Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan tangan ke dalam mulut, menggemgam tangan, mengeluarkan suarh seperti mengecap-ngecap, ah uh ah. Jangan tunggu bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai kemauan bayi, jangan dijadwal. Normalnya bayi akan menetek selama 5-30 menit, jika diluar itu, evaluasi proses menyusui. Jika ibu terpisah dengan bayi, lakukan pemerahan ASI dan berikan ASI menggunakan sendok atau cangkir agar ketika ibu sudah bersama bayi lagi, bayi tetap dapat menetek dengan ibu.

Membersihkan mata, telinga dan hidung bayi

Mata dapat dibersihkan dengan kapas bersih yang dibasahi dengan air hangat, mulai dari arah hidung ke luar. Jika ditemukan tanda-tanda infeksi pada mata seperti bengkak, merah, mengeluarkan nanah segera bawa ke dokter. Kotoran telinga tidak perlu dibersihkan secara rutin dengan mengorek liang telinga karena akan keluar sendiri ketika sudah cukup besar dan lunak saat bayi menangis. Lubang hidung bayi juga tidak perlu dibersihkan secara khusus, cukup mengelapnya saat mandi.

Penglihatan bayi

Kemampuan melihat bayi terbatas kisaran jarak 20-30 cm. Penglihatan bayi sensitif terhadap cahaya terang. Sampai usia beberapa bulan kadang kedua bola mata bayi tidak sejajar, tampak seperti juling. Hal ini normal, karena otot-otot penggerak bola mata masih dalam tahap perkembangan. Pada beberapa bayi kadang bola matanya bergerak-gerak dengan sangat cepat ke kiri dan ke kanan, khususnya bila akan tidur. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Pendengaran bayi

Fungsi pendengaran bayi telah cukup matang dalam bulan pertama. Bayi akan lebih mengenal suara ibunya, dibandingkan orang-orang lain di sekitar. Bayi sering terkejut bila ada suara keras yang tiba-tiba terdengar

Saatnya bayi berpergian

Jika bayi ingin berpergian pastikan bayi dalam keadaan sehat. Gunakan pakaian yang mencegah bayi kedinginan. Jika berpergian menggunakan mobil, letakkan bayi pada car seat (kursi khusus bayi). Bayi sudah dapat berpergian dengan pesawat setelah berusia 2 bulan. Jangan berpergian jika bayi sedang mengalami infeksi telinga. Nyeri telinga pada pesawat take off maupun landing dapat terjadi namun tidak berlangsung lama.

Bayi kuning

Pada umumnya bayi akan mengalami kuning pada usia 2-7 hari. Kuning yang perlu diwaspadai jika terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir, berlangsung lebih dari 2 minggu, disertai demam, sangat kuning sampai telapak tangan dan kaki bayi, berdasarkan grafik bilirubin mencapai batas untuk sinar maupun tranfusi tukar.

Kolik pada bayi

Jika bayi menangis terus menerus dan tidak dapat dihentikan mungkin saja bayi Anda mengalami kolik. Bayi pada umumnya sering mengalami kolik pada pagi dan sore hari. Biasanya tidak membaik dengan gendongan dan perut dapat terlihat tegang. Jika hal ini terjadi, gendong bayi dengan lembut dan posisikan dalam posisi tengkurap. Apabila bayi memang mengalami kolik, hal ini akan berhenti dengan sendirinya.

Gumoh

Bedakan gumoh dengan muntah. Gumoh biasanya terjadi secara pasif, dan keluar dengan sendirinya. Untuk mencegah terjadinya gumoh sendawakan bayi, letakkan dalam posisi tegak pada bahu atau pangkuan kemudian tepuk-tepuk ringan punggung bayi setiap bayi selesai menyusu.

Tanda bahaya

Bawa segera bayi Anda ke petugas kesehatan terdekat jika bayi demam atau suhu <36,5◦C, muntah disertai kembung atau tidak ada BAB, kejang, sesak napas, terdapat nanah di mata, malas menyusu dan lebih banyak tertidur, kuning sampai berusia 2 minggu, tali pusat berbau, kemerahan, atau berdarah, dan BAB mencret.

Demikian beberapa tips yang dapat membantu Bunda dan Ayah lebih percaya diri menghadapi hari-hari pertama bersama buah hati. Selamat menikmati masa yang sangat istimewa ini!

 

Penulis: Nina Dwi Putri, Amanda Soebadi

Memilih Produk Kulit untuk Si Kecil

Memilih-Produk-Kulit-410x305

Orang tua seringkali bingung memilih produk yang tepat untuk kulit si kecil. Beragamnya pilihan jenis produk kulit yang beredar di pasaran, seperti sabun, sampo, moisturizer, cologne dsb membuat mereka bertanya-tanya, bolehkah produk ini itu diberikan pada putra-putrinya.

Penting untuk diketahui oleh orang tua bahwa meskipun struktur kulit pada bayi sama dengan dewasa, tingkat maturitas fungsinya tidak sama. Kulit bayi, terutama yang baru lahir, sangat halus, lembut dan belum diproteksi secara maksimal oleh sistem imunitas tubuh. Berikut akan kami paparkan topik-topik yang penting dalam perawatan kulit si kecil.

 

Waktu Mandi, Penggunaan Sabun dan Sampo Bayi

  1. Mandi sebaiknya dilakukan setiap hari dengan suhu ruangan >25°C, suhu air 37°C dan tidak lebih dari 5 menit.
  2. Gunakan sabun bayi ringan yang sesuai dengan pH netral kulit (5,5) dengan kandungan parfum dan pewarna yang seminimal mungkin untuk menghindari reaksi sensitisasi. Bahan di dalam sabun juga harus diperhatikan. Jangan menggunakan sabun dengan antiseptik (fenol, kresol), deodoran (triklosan, heksaklorofen) maupun sabun yang mengandung detergen seperti sodium lauryl sulphate (SLS) yang dapat menimbulkan iritasi maupun sodium laureth sulphate (SLES) yang beracun bila terserap kulit si kecil.
  3. Baik sabun maupun sampo bayi umumnya mengandung beberapa jenis surfaktan sebagai bahan pembersih. Untuk sampo, pilihlah bahan surfaktan yang aman untuk mata seperti cocamidopropyl betaine atau natrium lauril propinat.

 

Menghindari Sinar Matahari, Perlukah?

Perlu diketahui bahwa efek buruk dari sinar matahari, seperti sunburn maupun kanker kulit lebih mudah terjadi pada si kecil dibandingkan dewasa, mengingat betapa tipis dan rentannya kulit mereka. Proteksi dapat dilakukan dengan cara:

  1. Hindari paparan langsung maupun tidak langsung sinar matahari pada bayi,  terutama pada jam 10 pagi hingga 2 siang, di mana radiasi sinar matahari sangat kuat.
  2. Lindungi bayi sebisa mungkin dengan berteduh di bawah pohon, payung maupun kanopi kereta bayi. Hal ini dapat mengurangi papar UV hingga 50%.
  3. Pakaikan baju yang tertutup dari bahan katun yang nyaman dan topi berdaun lebar.
  4. Sunscreen aman diberikan pada bayi usia di atas 6 bulan, dengan catatan jenis yang digunakan adalah physical sunscreen yang mengandung titanium oxide atau zinc oxide dengan SPF 30 atau lebih, dan berlabel broad spectrumserta waterproof. Aplikasikan sunscreen sekitar 15-30 menit sebelum bepergian, dan berenang pada wajah, punggung tangan dan kaki, ujung telinga dan belakang leher. Pemakaian perlu diulang setiap 2 jam. Apabila bayi berusia kurang dari 6 bulan dan tidak dapat menghindari pajanan matahari, pakaikanlah sunscreen dengan SPF 15 di pipi dan punggung tangan saja.

Penggunaan Bedak, Minyak dan Parfum

  1. Dalam memilih bedak, utamakan memilih yang terbuat dari bahan mineral seperti talcum karena ringan, lembut dan netral. Cara menggunakan yang benar adalah dengan meletakkan pada telapak tangan kita lalu diusapkan tipis dan merata, terutama pada bagian lipatan yang sudah kering dan bersih. Pastikan bahwa bedak tidak digunakan di daerah selaput lendir dan kulit yang tidak utuh. Hindarkan pemakaian di wajah karena bila terhirup dapat menimbulkan gangguan paru-paru.
  2. Orang tua seringkali mengoleskan minyak, seperti minyak telon dan minyak kayu putih pada bayinya. Kedua jenis minyak ini bekerja dengan cara memperlebar pembuluh darah lokal sehingga timbul sensasi hangat dan sedikit mengurangi nyeri. Akan tetapi, kelompok minyak ini tergolong dalam bahan iritan sehingga pemakaian berlebih dapat menimbulkan ruam kulit.
  3. Penggunaan parfum, baby cologne dan bahan kimia lainnya sebaiknya dihindari pada usia-usia awal karena pada dasarnya kulit bayi mudah menyerap bahan yang dioleskan pada kulit dan mudah teriritasi. Pada dasarnya pakaian bayi dapat dicuci bersama dengan pakaian orang dewasa, namun pastikan bahwa deterjen yang digunakan bebas dari parfum dan zat pewarna.

Kapan Pelembab Diperlukan?

Pelembab berfungsi untuk mencegah kulit kering dan memperbaiki barier kulit yang rusak. Pilihlah pelembab berbentuk krim tanpa parfum. Aplikasikan pelembab minimal 2x sehari setelah mandi atau lebih sering bila cuaca dingin, kering atau bayi mengalami eksema.

Adakah Obat Nyamuk Oles yang Aman?

Dalam memilih jenis obat nyamuk, orang tua perlu membaca secara teliti kandungan aktif apa yang terkandung di dalamnya. Umumnya jenis obat nyamuk oles terbagi menjadi 2 kategori, yaitu bahan kimia sintetik dan minyak esensial tanaman. Bahan kimia sintetik yang aman untuk anak antara lain: DEET danpermetrin (untuk anak >2 bulan) dan picaridin (usia >2 tahun); sedangkan minyak esensial tanaman yang diperbolehkan antara lain: minyak citronella/ minyak serai (untuk anak >2 tahun) dan lemon eucalyptus extract (usia >3 tahun). Perlu diingat bahwa aplikasi di kulit harus setipis mungkin, dan hindari daerah wajah serta telapak tangan. Pastikan pula ada pembatasan frekuensi pemakaian dan anak tidak boleh mengoles sendiri.

 

Referensi:

  1. Ardhie, A. 2013. Perawatan kulit serta kosmetik pada bayi dan anak. Dalam T.L. Sugito, S. Prihianti, R. Danarti & G. Rahmayunita (Eds.), Perawatan Kulit dan Kelamin: Sejak Bayi hingga Remaja (hlm. 28-33). Jakarta: Badan Penerbit FKUI
  2. Zulkarnaen, I. 2013. Penolak Serangga untuk bayi dan anak: amankah?. Dalam T.L. Sugito, S. Prihianti, R. Danarti & G. Rahmayunita (Eds.), Perawatan Kulit dan Kelamin: Sejak Bayi hingga Remaja (hlm. 139-149). Jakarta: Badan Penerbit FKUI
  3. American Academy of Peditrics (2013). Why is a baby at special risk from sunburn?. From http://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/bathing-skin-care/Pages/Baby-Sunburn-Prevention.aspx  17 Juni 2014

 

Penulis : Jennie Dianita Sutanti

Editor : Zakiuddin Munasir

Kejang Demam: Tidak Seseram yang Dibayangkan

Kejang demam selalu menjadi momok bagi ayah bunda. Fenomena yang terjadi pada saat anak kejang, yaitu mata mendelik, kaku-kelojotan, dan lidah tergigit, tak ayal membuat orangtua panik. Namun benarkah kejang demam berbahaya?

Apakah sebenarnya kejang demam itu?

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh 38 derajat Celsius atau lebih yang disebabkan proses di luar otak. Sebagian besar kejang demam terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Ciri khas kejang demam adalah demamnya mendahului kejang, pada saat kejang anak masih demam, dan setelah kejang anak langsung sadar kembali.

Apa penyebab kejang demam?

Penyebab kejang demam adalah demam yang terjadi secara mendadak. Demam dapat disebabkan infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi saluran napas atas. Tidak diketahui secara pasti mengapa demam dapat menyebabkan kejang pada satu anak dan tidak pada anak lainnya, namun diduga ada faktor genetik yang berperan. Setiap anak juga memiliki suhu ambang kejang yang berbeda: ada yang kejang pada suhu 38 derajat Celsius, ada pula yang baru mengalami kejang pada suhu 40 derajat Celsius.

Apa yang terjadi bila anak kejang?

Sebagian besar kejang demam merupakan kejang umum. Bentuk kejang umum yang sering dijumpai adalah mata mendelik atau terkadang berkedip-kedip, kedua tangan dan kaki kaku, terkadang diikuti kelojotan, dan saat kejang anak tidak sadar tidak memberi respons apabila dipanggil atau diperintah. Setelah kejang anak sadar kembali. Umumnya kejang demam akan berhenti sendiri dalam waktu kurang dari 5 menit dan tidak berulang lebih dari satu kali dalam 24 jam.

Ilustasi-Kejang-Demam

 

Apa yang harus dilakukan bila anak kejang?

Bila melihat anak kejang, usahakan untuk tetap tenang dan lakukan hal-hal berikut:

  1. Letakkan anak di tempat yang aman, jauhkan dari benda-benda berbahaya seperti listrik dan pecah-belah.
  2. Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, muntahan, atau benda lain yang ada dalam mulut akan keluar sehingga anak terhindar dari bahaya tersedak.
  3. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Memasukkan sendok, kayu, jari orangtua, atau benda lainnya ke dalam mulut, atau memberi minum anak yang sedang kejang, berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas apabila luka
  4. Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena dapat menyebabkan patah tulang.
  5. Amati apa yang terjadi saat anak kejang, karena ini dapat menjadi informasi berharga bagi dokter. Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian bawa anak ke unit gawat darurat terdekat.
  6. Apabila anak sudah pernah kejang demam sebelumnya, dokter mungkin akan membekali orangtua dengan obat kejang yang dapat diberikan melalui dubur. Setelah melakukan langkah-langkah pertolongan pertama di atas, obat tersebut dapat diberikan sesuai instruksi dokter.

Bagaimana cara mencegah kejang demam?

Pencegahan kejang demam yang pertama tentu dengan usaha menurunkan suhu tubuh apabila anak demam. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat penurun panas, misalnya parasetamol atau ibuprofen. Hindari obat dengan bahan aktif asam asetilsalisilat, karena obat tersebut dapat menyebabkan efek samping serius pada anak. Pemberian kompres air hangat (bukan dingin) pada dahi, ketiak, dan lipatan siku juga dapat membantu.

Sebaiknya orangtua memiliki termometer di rumah dan mengukur suhu anak saat sedang demam. Pengukuran suhu berguna untuk menentukan apakah anak benar mengalami demam dan pada suhu berapa kejang demam timbul.

Pengobatan jangka panjang hanya diberikan pada sebagian kecil kejang demam dengan kondisi tertentu.

Apakah kejang demam membuat anak menjadi bodoh atau menderita epilepsi di kemudian hari?

Kejang demam tidak berpengaruh terhadap perkembangan atau kecerdasan anak. Biasanya kejang demam menghilang dengan sendirinya setelah anak berusia 5-6 tahun. Sebagian besar anak yang pernah mengalami kejang demam akan tumbuh dan berkembang secara normal tanpa adanya kelainan. Epilepsi terjadi pada kurang dari 5 persen anak kejang demam, dan biasanya pada anak-anak ini terdapat faktor risiko lain. Oleh karena itu, sebagian besar anak dengan kejang demam tidak memerlukan bermacam pemeriksaan seperti rekam otak atau elektroensefalografi (EEG) atau CT scan.

Kapan orangtua perlu khawatir?

Tidak semua kejang yang disertai demam adalah kejang demam. Apabila terjadi kejang disertai demam di luar rentang usia 6 bulan sampai 5 tahun, maka perlu disingkirkan penyebab kejang lainnya, misalnya epilepsi atau radang otak. Jika sesudah kejang anak tidak segera sadar kembali, lebih banyak tidur, atau tidak dapat mengadakan kontak dengan baik, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab kejang lain, terutama radang selaput otak (meningitis) atau radang otak (ensefalitis). Evaluasi lebih lanjut juga diperlukan apabila anak pernah kejang tanpa demam.

Walau tampak menakutkan, umumnya kejang demam tidak berbahaya, tidak merusak otak, tidak mengganggu kecerdasan anak, dan akan menghilang sendiri seiring bertambahnya usia. Dengan demikian, ayah bunda tidak perlu terlalu khawatir apabila buah hatinya mengalami kejang demam.

 

Penulis : Amanda Soebadi

Image courtesy of: ADAM, Inc. (http://sundaytimes.lk/090621/MediScene/mediscene_5.html)

Menyusui: Kunci Mother-Infant Bonding

Mother-Infant-Bonding-352x305Tidak perlu diragukan lagi, menyusui telah terbukti memberikan sejuta efek positif bagi si kecil. Menyusui sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil, membentuk kekebalan tubuhya, meningkatkan kemampuan kognitif dan prestasi di sekolah. Namun, menyusui tidak semata-mata hanya memberikan ASI, tetapi juga membentuk suatu proses yang penting, yaitu mother-infant bonding.

Bonding, Mengapa Penting?

Mother-infant bonding (ikatan ibu-anak) merupakan pembentukan hubungan timbal balik secara emosional antara ibu dan si kecil. John Bowlby dengan teorinya yang terkenal mengenai attachment behavior (tingkah laku karena kedekatan) mengatakan bahwa perilaku yang menyebabkan seseorang dekat dengan individu tertentu secara mencolok ditemui pada periode awal kehidupan, terutama pada 9 bulan pertama hingga usia 3 tahun. Di sinilah pembentukan karakter seorang anak berawal. Apabila terjadi gangguan pada proses attachment pada waktu kritis ini, sangat mungkin pada saat dewasa timbul berbagai gangguan tingkah laku, seperti agresif, depresi dan gangguan emosi lainnya.

Mother-infant bonding sebaiknya dilakukan sesegera dan semaksimal mungkin setelah bayi Anda lahir. Mengapa demikian? Terdapat suatu hipotesa yang menyatakan bahwa setelah melahirkan, kandungan hormon oksitosin (hormon penting dalam proses menyusui) pada ibu sangat tinggi dan memicu timbulnya perasaan dan perilaku sayang kepada bayinya. Klaus dan Kennell dalam penelitiannya membandingkan bonding antara ibu yang diberi waktu kontak minimal 16 jam bersama bayinya setelah lahir dengan ibu yang hanya melihat bayinya sebentar setelah lahir, dan menyusui maksimal 3 jam per hari. Hasilnya adalah bonding yang terbentuk antara ibu dan bayi yang diberi waktu lebih untuk berinteraksi segera setelah lahir bersifat lebih kuat dan intens. Hal ini dikarenakan pada golongan ini, para ibu lebih merasa ‘memiliki’, sensitif dan responsif terhadap kebutuhan bayinya. Mereka lebih sigap saat bayinya menangis dan cenderung melakukan banyak kontak mata pada saat menyusui.

Rahasia di Balik Menyusui  

“Breastfeeding isn’t just about milk, it is also about love.” Menyusui tidak hanya semata-mata memberikan ASI saja, tetapi juga membentuk ikatan sayang antara Anda dan si kecil. Suatu studi yang dipublikasikan di Pediatrics mengatakan bahwa ibu yang menyusui langsung lebih sensitif terhadap isyarat bayinya dibandingkan dengan ibu yang menggunakan botol. Ibu yang menyusui juga cenderung lebih sering menyentuh, membelai dan menatap bayinya lebih lama, sehingga secara signifikan mempengaruhi proses bonding. Proses menyusui juga menekan tingkat stres pada ibu. Ketika bayi mengulum puting ibu, otak merangsang pembentukan hormon oksitosin. Hormon ini meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis (suatu sistem saraf manusia) yang mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung, serta mengurangi efek cemas pada ibu.

Proses bonding saat menyusui tidak terlepas juga dari proses skin-to-skin contact.International Childbirth Education Association (ICEA) mengemukakan bahwa kontak kulit ke kulit ini membantu agar bayi yang mendapat kontak kulit ke kulit juga lebih mudah ditenangkan bila menangis dan cenderung lebih nyenyak dan tenang pada saat tidur. Sang ibu tentunya memperoleh manfaat yang penting dari hal ini, yaitu mempunyai jadwal tidur yang lebih baik sesuai dengan jadwal tidur bayi dan menumbuhkan rasa cinta terhadap bayinya. Manfaat lain kontak kulit ke kulit adalah menjaga kestabilan suhu bayi dan mencegah hipotermi (penurunan suhu tubuh). Proses ini juga mengurangi angka kejadian apnea (henti napas) pada bayi, penurunan berat badan lahir yang tajam, dan mengurangi stres pada saat dilakukan tindakan medis yang menyakitkan.

Semakin lama ibu menyusui, semakin sering juga kontak kulit ke kulit dilakukan. Hal ini menimbulkan efek positif pada masa perkembangan selanjutnya, yaitu mempercepat perkembangan lingual, sosial, motorik kasar dan halus pada usia 1 tahun. Anak juga lebih mudah untuk dilatih toilet training dan memiliki kontrol emosional dan kognitif yang lebih baik. Ibu juga menjadi lebih suportif terhadap bayinya.

ASI memang merupakan nutrisi terbaik untuk bayi di awal kehidupan mereka. Proses menyusui atau skin-to-skin contact melengkapi kebaikan cairan hidup itu. Ibu bekerja sering kali gagal melakukan proses menyusui karena mereka sering hanya berfokus pada ASI saja, padahal proses menyusui tidak kalah pentingnya. Ingatlah selalu, proses menyusui memberikan tiga manfaat: memberinutrisi terbaik, kekebalan, dan attachment atau stimulasi pada bayi. 

Telah dipaparkan begitu banyak manfaat menyusui bagi Anda dan buah hati. Jadi…. masih ragukah Anda untuk menyusui?

 

Referensi:

  1. Britton JR, Britton JH, Gronwaldt V 2006. Breastfeeding, Sensitivity, and Attachment. Pediatrics, 118 No. 5: hal 1436 -43
  2. Spinner MR 1978. Maternal-Infant Bonding. Can Fam Physician, 24: hal 1151-3
  3. Else-Quest NM, Hyde JS & Clark R 2003. Merrill-Palmer Quarterly, 49 No. 4: hal 495-517
  4. International Childbirth Education Association (ICEA) 2006. Skin to Skin Contact. Dilihat pada 23 Juni 2014 di

http://icea.org/sites/default/files/Skin%20to%20Skin%20Contact%20PP-FINAL.pdf

Penulis: Jennie Dianita S.

Editor: I.G.A.N Partiwi (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

Spongebob Squarepants

Spongebob-1-410x305

Hampir tidak ada anak yang tidak mengenal tokoh Spongebob Squarepants, spons laut jenaka dan setia kawan yang tinggal di dalam sebuah nanas di dasar samudra Pasifik. Anak-anak dari usia balita hingga remaja selalu tertawa saat menonton serial televisi Spongebob Squarepants, yang menceritakan tentang kehidupan si spons laut (namun lebih menyerupai spons dapur) bersama sahabat dan tetangganya di suatu kota bawah laut. Karakter-karakter dalam acara ini merupakan makhluk-makhluk laut yang beragam, mulai dari kepiting, bintang laut, gurita, ikan paus, hingga plankton. Cerita di dalamnya memang dipenuhi dengan humor serta kejadian-kejadian yang bisa membuat penonton terpingkal-pingkal, tidak hanya bagi anak-anak kecil namun juga bagi remaja atau bahkan orang tua yang menonton. Para kritikus menyebutkan bahwa cerita dan humor dalamserial kartun ini dibuat secara cerdas karena dapat diterima oleh penonton usia muda namun tidak membosankan bagi penonton yang lebih dewasa. Hal ini lah yang membuat serial televisi ini memiliki rating yang sangat tinggi, tidak hanya di negara asalnya Amerika Serikat, namun juga menjadi salah satu kartun favorit di Indonesia.

Seperti kebanyakan kartun animasi, acara ini memang lebih bertujuan untuk menghibur penonton. Nilai-nilai edukatif kurang menonjol, walaupun memang bisa didapatkan secara tersirat pesan-pesan mengenai kesetiakawanan, kepercayaan diri, serta optimisme. Orangtua perlu mengetahui bahwa walau dalam konteks humor,kartun ini menampilkan adegan kekerasan, perilaku yang buruk, serta adegan yang menakutkan atau menjijikkan, seperti merokok, tokoh yang jatuh dari tebing yang tinggi, tersetrum ubur-ubur, atau anggota badan yang terlepas. Tidak jarang masalah antar-tokoh berakhir dengan penyelesaian secara fisik, dan tidak terlihat adanya konsekuensi yang timbul dari kejadian-kejadian yang di kehidupan nyata bisa berdampak besar, seperti luka berat yang pulih dalam waktu singkat, tokoh yang tidak menunjukkan perasaan sedih atau terluka akibat perkataan buruk tokoh lain, atau gedung terbakar yang dalam sekejap kembali seperti semula. Adegan-adegan seperti ini kurang sesuai ditonton oleh anak-anak, terutama yang masih sangat muda yang belum bisa membedakan antara fantasi dengan kenyataan.

Spongebob-4 Spongebob-5.png

Beberapa contoh adegan yang tidak baik untuk anak-anak.

Humor yang ditampilkan memang sangat beragam dan segar, namun banyak yang bersifat mengejek atau menghina penampilan serta kelemahan orang lain. Remaja atau orang dewasa mungkin memang menganggap hal-hal seperti itu lucu dan terhibur, namun bagi anak yang masih muda dapat memberikan contoh yang kurang baik dalam berinteraksi dengan orang lain. Faktor-faktor tersebut akhirnya dapat menyamarkan pesan moral positif yang ingin disampaikan oleh acara ini, sehingga pendampingan orang tua sangat esensial saat anak menonton acara ini untuk memberikan penjelasan mana hal yang baik dan mana hal buruk yang tidak pantas ditiru.

 

Rating Kami

Nilai Edukatif +*
Mudah Dimengerti +++
Muatan Kekerasan +++
Muatan Seks/Narkoba +
Bahasa Kasar ++
Nilai Keseluruhan
Usia 8 tahun ke atas

*) dengan pendampingan orangtua

 

Perhatian:

Batasi waktu anak dalam menonton atau bermain game maksimal 1 sampai 2 jam sehari dengan tayangan atau game yang berkualitas.

 

Wewanti:

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak memiliki kerja sama dalam bentuk apapun dengan pihak pengembang tayangan / game yang bersangkutan.

 

Images courtesy of:
– http://en.wikipedia.org
– http://tvtropes.org
– http://imgur.com
– http://www.youtube.com
– http://schvetbandits.com

 

Penulis: Fadhli Aulia Mughni

Editor: Amanda Soebadi

Upin & Ipin

ipin

Upin & Ipin merupakan serial animasi televisi dari Malaysia yang bercerita tentang kehidupan dua anak kembar yatim piatu berusia 5 tahun yang tinggal bersama kakak perempuan bernama Kak Ros serta nenek mereka di suatu kampung bernama Kampung Durian Runtuh. Berawal dari sebuah proyek sampingan bagi anak-anak untuk lebih mengenal dan menghayati bulan suci Ramadhan serta hari raya Idul Fitri pada tahun 2007, Upin & Ipin saat ini sukses menjadi salah satu acara televisi anak-anak favorit, tidak hanya di Indonesia tapi juga mancanegara, dan berhasil meraih berbagai penghargaan di bidang perfilman baik di tingkat nasional ataupun internasional. Kesuksesan Upin & Ipin dalam menarik minat anak-anak serta orang tua tidak lepas dari banyaknya pesan moral yang ditampilkan, tokoh-tokoh yang menarik dan lucu dengan cerita yang sederhana, mudah dimengerti, dan terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Cerita dalam Upin & Ipin mudah dimengerti karena menceritakan kehidupan sehari-hari si kembar dan interaksi mereka dengan keluarga di rumah serta teman-teman di sekolah dan warga kampung, yang diselipi humor yang ringan dan tidak berlebihan. Masalah yang ditonjolkan merupakan masalah yang biasa dihadapi oleh anak sehari-hari, seperti kekalahan dalam bermain, kebosanan di rumah, atau konflik antarteman. Cerita yang disajikan juga cocok untuk remaja dan orang tua, karena banyak memaparkan interaksi orang tua dengan anak-anak, sehingga para orang tua pun juga bisa terhibur saat menonton. Pesan moral berhasil disampaikan tanpa menimbulkan kesan “berat”.

Upin & Ipin ditayangkan dalam bahasa Melayu dan bahasa Inggris. Walaupun bahasa Melayu sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia, secara umum kosakata yang digunakan sederhana serta tidak mengandung unsur kekerasan. Tokoh-tokoh dalam Upin & Ipin terkadang mengucapkan kalimat jargon yang unik, lucu, dan mudah diingat dalam merespons suatu keadaan, yang secara tidak langsung memperkaya kosa kata si anak yang menonton.

Upin & Ipin banyak menonjolkan nilai-nilai moralitas seperti kesopanan, kesantunan, dan rasa hormat dalam berinteraksi dengan orang lain, seperti kepada teman sebaya, saudara, guru, atau orang tua. Anak diajarkan tentang kebiasaan yang baik seperti bersabar, ikhlas, serta hidup sederhana dalam menghadapi masalah sehari-hari. Selain itu, acara ini juga menampilkan tokoh-tokoh yang berasal dari suku, warna kulit, adat, serta agama yang berbeda sehingga anak juga diajarkan untuk dapat bertoleransi dan hidup rukun walaupun memiliki latar belakang yang berbeda.

Screen-Shot-2014-04-28-at-11.07.03-AM-587x305

Perhatian:

Batasi waktu anak dalam menonton atau bermain game maksimal 1 sampai 2 jam sehari dengan tayangan atau game yang berkualitas.

Wewanti:

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak memiliki kerja sama dalam bentuk apapun dengan pihak pengembang tayangan / game yang bersangkutan.

 

Image courtesy of: www.timeout.com

Penulis: Fadhli Aulia Mughni

Editor: Amanda Soebadi