STOP Kekerasan pada Anak

Children live in safe and supportive family and community

 

Kejadian kekerasan pada anak ternyata lebih besar dari yang kita perkirakan dan tingkat kekerasannyapun diluar dugaan kita semua, bahkan bagi praktisi kesehatan sekalipun.

Ada upaya yang harus diperhatikan oleh kita yang mempunyai perhatian terhadap kejadian kekerasan pada anak, yaitu :

  1. Bagaimana seorang anak tidak tinggal di lingkungan yang mempunyai faktor risiko. Faktor risiko tersebut, antara lain :
    1. Keluarga yang tidak harmonis
    2. Seorang wanita yang belum siap menjadi seorang ibu baik dari segi umur maupun biologis
    3. Keluarga pecandu narkoba
    4. Keluarga pemabuk minuman keras

 

  1. Bila seorang anak terpaksa harus tinggal di lingkungan yang berisiko, maka bagaimana agar faktor risiko tersebut tidak berpengaruh kepada anak.
    1. Di negara maju, anak anak tersebut diasuh oleh negara. Pada negara berkembang, sistem demikian belum dapat dilaksanakan. Pada keadaan tersebut, kepedulian lingkungan, tetangga, RT, dan RW sangat berperan.
    2. Setiap RT harus mengetahui setiap warganya yang berisiko. Melalui Tim yang dibentuk RT, keluarga tersebut dipantau. Diharapakan kecurigaan sekecil apapun dapat terdeteksi lebih dini.

 

  1. Bila terjadi kekerasan pada anak, bagaimana anak tersebut dapat tertolong segera dengan tepat agar efek negatif tidak ada/minimal. Untuk itu diperlukan:
    1. Sistem pelaporan yang jelas
    2. Kesiapan tenaga profesional
    3. Kesiapan pusat pelayanan kesehatan

 

Disamping organisasi profesi, banyak pula Lembaga Sosial Masyarakat yang bekerja untuk perlindungan anak. Agar semua pihak dapat berperan secara optimal, mereka perlu berbagi lingkup aktivitas dengan mengacu kepada masalah di atas. Dengan demikian, semua lingkup mesalah terpikirkan, terkawal, dan terpecahkan. Alangkah baiknya bila aktivitas tersebut dikoordinir oleh Pemerintah sebagai penanggung jawab kesehatan anak di Indonesia, agar hasil yang diperolehpun lebih optimal dan komprihensif.

 

Badriul Hegar

Ikatan Dokter Anak Indonesia