Spongebob Squarepants

Spongebob-1-410x305

Hampir tidak ada anak yang tidak mengenal tokoh Spongebob Squarepants, spons laut jenaka dan setia kawan yang tinggal di dalam sebuah nanas di dasar samudra Pasifik. Anak-anak dari usia balita hingga remaja selalu tertawa saat menonton serial televisi Spongebob Squarepants, yang menceritakan tentang kehidupan si spons laut (namun lebih menyerupai spons dapur) bersama sahabat dan tetangganya di suatu kota bawah laut. Karakter-karakter dalam acara ini merupakan makhluk-makhluk laut yang beragam, mulai dari kepiting, bintang laut, gurita, ikan paus, hingga plankton. Cerita di dalamnya memang dipenuhi dengan humor serta kejadian-kejadian yang bisa membuat penonton terpingkal-pingkal, tidak hanya bagi anak-anak kecil namun juga bagi remaja atau bahkan orang tua yang menonton. Para kritikus menyebutkan bahwa cerita dan humor dalamserial kartun ini dibuat secara cerdas karena dapat diterima oleh penonton usia muda namun tidak membosankan bagi penonton yang lebih dewasa. Hal ini lah yang membuat serial televisi ini memiliki rating yang sangat tinggi, tidak hanya di negara asalnya Amerika Serikat, namun juga menjadi salah satu kartun favorit di Indonesia.

Seperti kebanyakan kartun animasi, acara ini memang lebih bertujuan untuk menghibur penonton. Nilai-nilai edukatif kurang menonjol, walaupun memang bisa didapatkan secara tersirat pesan-pesan mengenai kesetiakawanan, kepercayaan diri, serta optimisme. Orangtua perlu mengetahui bahwa walau dalam konteks humor,kartun ini menampilkan adegan kekerasan, perilaku yang buruk, serta adegan yang menakutkan atau menjijikkan, seperti merokok, tokoh yang jatuh dari tebing yang tinggi, tersetrum ubur-ubur, atau anggota badan yang terlepas. Tidak jarang masalah antar-tokoh berakhir dengan penyelesaian secara fisik, dan tidak terlihat adanya konsekuensi yang timbul dari kejadian-kejadian yang di kehidupan nyata bisa berdampak besar, seperti luka berat yang pulih dalam waktu singkat, tokoh yang tidak menunjukkan perasaan sedih atau terluka akibat perkataan buruk tokoh lain, atau gedung terbakar yang dalam sekejap kembali seperti semula. Adegan-adegan seperti ini kurang sesuai ditonton oleh anak-anak, terutama yang masih sangat muda yang belum bisa membedakan antara fantasi dengan kenyataan.

Spongebob-4 Spongebob-5.png

Beberapa contoh adegan yang tidak baik untuk anak-anak.

Humor yang ditampilkan memang sangat beragam dan segar, namun banyak yang bersifat mengejek atau menghina penampilan serta kelemahan orang lain. Remaja atau orang dewasa mungkin memang menganggap hal-hal seperti itu lucu dan terhibur, namun bagi anak yang masih muda dapat memberikan contoh yang kurang baik dalam berinteraksi dengan orang lain. Faktor-faktor tersebut akhirnya dapat menyamarkan pesan moral positif yang ingin disampaikan oleh acara ini, sehingga pendampingan orang tua sangat esensial saat anak menonton acara ini untuk memberikan penjelasan mana hal yang baik dan mana hal buruk yang tidak pantas ditiru.

 

Rating Kami

Nilai Edukatif +*
Mudah Dimengerti +++
Muatan Kekerasan +++
Muatan Seks/Narkoba +
Bahasa Kasar ++
Nilai Keseluruhan
Usia 8 tahun ke atas

*) dengan pendampingan orangtua

 

Perhatian:

Batasi waktu anak dalam menonton atau bermain game maksimal 1 sampai 2 jam sehari dengan tayangan atau game yang berkualitas.

 

Wewanti:

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak memiliki kerja sama dalam bentuk apapun dengan pihak pengembang tayangan / game yang bersangkutan.

 

Images courtesy of:
– http://en.wikipedia.org
– http://tvtropes.org
– http://imgur.com
– http://www.youtube.com
– http://schvetbandits.com

 

Penulis: Fadhli Aulia Mughni

Editor: Amanda Soebadi

Upin & Ipin

ipin

Upin & Ipin merupakan serial animasi televisi dari Malaysia yang bercerita tentang kehidupan dua anak kembar yatim piatu berusia 5 tahun yang tinggal bersama kakak perempuan bernama Kak Ros serta nenek mereka di suatu kampung bernama Kampung Durian Runtuh. Berawal dari sebuah proyek sampingan bagi anak-anak untuk lebih mengenal dan menghayati bulan suci Ramadhan serta hari raya Idul Fitri pada tahun 2007, Upin & Ipin saat ini sukses menjadi salah satu acara televisi anak-anak favorit, tidak hanya di Indonesia tapi juga mancanegara, dan berhasil meraih berbagai penghargaan di bidang perfilman baik di tingkat nasional ataupun internasional. Kesuksesan Upin & Ipin dalam menarik minat anak-anak serta orang tua tidak lepas dari banyaknya pesan moral yang ditampilkan, tokoh-tokoh yang menarik dan lucu dengan cerita yang sederhana, mudah dimengerti, dan terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Cerita dalam Upin & Ipin mudah dimengerti karena menceritakan kehidupan sehari-hari si kembar dan interaksi mereka dengan keluarga di rumah serta teman-teman di sekolah dan warga kampung, yang diselipi humor yang ringan dan tidak berlebihan. Masalah yang ditonjolkan merupakan masalah yang biasa dihadapi oleh anak sehari-hari, seperti kekalahan dalam bermain, kebosanan di rumah, atau konflik antarteman. Cerita yang disajikan juga cocok untuk remaja dan orang tua, karena banyak memaparkan interaksi orang tua dengan anak-anak, sehingga para orang tua pun juga bisa terhibur saat menonton. Pesan moral berhasil disampaikan tanpa menimbulkan kesan “berat”.

Upin & Ipin ditayangkan dalam bahasa Melayu dan bahasa Inggris. Walaupun bahasa Melayu sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia, secara umum kosakata yang digunakan sederhana serta tidak mengandung unsur kekerasan. Tokoh-tokoh dalam Upin & Ipin terkadang mengucapkan kalimat jargon yang unik, lucu, dan mudah diingat dalam merespons suatu keadaan, yang secara tidak langsung memperkaya kosa kata si anak yang menonton.

Upin & Ipin banyak menonjolkan nilai-nilai moralitas seperti kesopanan, kesantunan, dan rasa hormat dalam berinteraksi dengan orang lain, seperti kepada teman sebaya, saudara, guru, atau orang tua. Anak diajarkan tentang kebiasaan yang baik seperti bersabar, ikhlas, serta hidup sederhana dalam menghadapi masalah sehari-hari. Selain itu, acara ini juga menampilkan tokoh-tokoh yang berasal dari suku, warna kulit, adat, serta agama yang berbeda sehingga anak juga diajarkan untuk dapat bertoleransi dan hidup rukun walaupun memiliki latar belakang yang berbeda.

Screen-Shot-2014-04-28-at-11.07.03-AM-587x305

Perhatian:

Batasi waktu anak dalam menonton atau bermain game maksimal 1 sampai 2 jam sehari dengan tayangan atau game yang berkualitas.

Wewanti:

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak memiliki kerja sama dalam bentuk apapun dengan pihak pengembang tayangan / game yang bersangkutan.

 

Image courtesy of: www.timeout.com

Penulis: Fadhli Aulia Mughni

Editor: Amanda Soebadi

Angry Birds

Angry-Birds

Game yang sangat populer ini berkisah seputar sekawanan burung yang ingin membalas dendam terhadap babi-babi pencuri telur mereka. Para burung memerangi musuhnya dengan cara berjibaku melempar dirinya dengan bantuan ketapel ke arah para babi yang berlindung di balik tumpukan batu, kaca, dan kayu. Tugas pemain adalah mengarahkan ketapel sehingga burung mendarat di tempat yang tepat untuk membinasakan babi dan menghancurkan struktur-struktur yang melindunginya. Ada bermacam jenis burung yang masing-masing memiliki kemampuan khusus jika layar diketuk, misalnya membelah menjadi tiga, meledakkan diri, mempercepat terbangnya, dan menjatuhkan telur.

Di balik game ini tersimpan prinsip-prinsip matematika dan fisika, antara lain lintasan parabola, perkiraan kecepatan dan percepatan berdasarkan ukuran dan berat benda, dan sebagainya. Namun demikian, game ini juga cukup dapat dimainkan tanpa banyak berpikir. Penyajian dengan gambar kartun burung-burung yang bulat dan menggemaskan (walau berwajah galak) membuat game ini sangat disukai anak.

Walaupun game ini menarik dan adiktif, orangtua perlu menyadari bahwa Angry Birds didasarkan atas penghancuran dan balas dendam. Jadi, di balik gambar kartun yang lucu tersebut tersimpan sedikit muatan kekerasan. Dengan demikian, tetap diperlukan bimbingan dan pendampingan orangtua. Sebaiknya game ini dimainkan oleh anak yang sudah memahami perbedaan baik dan buruk.

 

Rating kami
Nilai edukatif ++
Mudah dimainkan ++++
Muatan kekerasan +
Muatan seks/narkoba
Bahasa kasar
Nilai keseluruhan ★★★
Usia 8 tahun ke atas

 

Perhatian: Batasi waktu anak menonton televisi dan bermain game maksimal 1-2 jam sehari dengan tayangan/game yang berkualitas.

Wewanti: Ikatan Dokter Anak Indonesia tidak memiliki kerja sama dalam bentuk apapun dengan pihak pengembang game.

Image courtesy of Fan Pop

Penulis : Amanda Soebadi (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM)