Saat Anak Meninggal

Kematian seorang anak dapat memiliki dampak buruk pada keluarga. Dokter memiliki peran penting dalam mendukung orangtua yang berduka, meskipun sebagian besar dokter mungkin kurang siap untuk tugas itu. Juga, karena rasa menyesal atas kesedihan orang tua, dokter mungkin enggan untuk terlibat. Apa yang sebaiknya dilakukan dokter?

Kematian anak dengan penyebab apapun, memiliki dampak buruk terhadap keluarga. Bagi orang tua, kehilangan anak seolah melawan tatanan alam, karena semua orang tua tidak pernah berharap untuk menguburkan anak-anak mereka. Dokter sebaiknya membantu anggota keluarga mengatasi dampak langsung maupun efek berkelanjutan dari sebuah kematian anak, meskipun dokter mungkin saja merasa bahwa keterlibatan ini terlalu emosional dan menyakitkan.

Kematian seorang anak sangat menyakitkan bagi orang tua, karena orang tua memiliki kewajiban emosional yang kuat, untuk melindungi anak dari bahaya dan penyakit. Kebanyakan orang tua mengalami rasa bersalah yang mendalam ketika datang bahaya dan penyakit pada anak mereka, meskipun sebenarnya bukan karena kesalahan orangtua sendiri. Orangtua pada umumnya memiliki banyak harapan dan keinginan dalam masa depan anak mereka. Semua faktor ini menyebabkan kesedihan yang dalam dan jauh lebih bertahan lama, daripada orang lain. Kedalaman duka orangtua sering menimbulkan guncangan psikologis dan tidak mampu berfungsi normal dalam berbagai peran, setelah kematian anak mereka. Mereka mungkin menghabiskan hari di tempat tidur, di rumah saja, menghindari pekerjaan, dan tidak mampu melaksanakan tugas rumah tangga sederhana sekalipun, termasuk makan dan tidur. Pikiran bahwa hidup ini tidak layak dijalani sering terjadi, termasuk pikiran yang buruk karena akan menjadi “gila”.

Dalam kasus kematian bayi, banyak dokter, orang tua, dan anggota keluarga lainnya mengalami kesedihan dan bingung yang berbeda dengan kasus kematian anak. Ketika seorang anak meninggal karena penyakit kronis atau cacat, mungkin sekali bahwa dokter telah terlibat dalam perawatan pasien dan mungkin memiliki hubungan lama dengan keluarga. Meskipun keluarga mungkin telah mengantisipasi kematian, kesedihan masih akan cenderung mendalam. Bahkan pada anak yang memiliki cacat atau penyakit berat, kesedihan dan rasa kehilangan orang tua biasanya tetap tidak berkurang. Ketika telah terjadi hubungan yang lama antara dokter dengan keluarga terkait penyakit anak tersebut, keluarga mungkin juga mengalami kehilangan hubungan baik dengan dokter. Dalam keadaan ini, hubungan baik dokter yang tetap diteruskan dengan keluarga, mungkin sangat penting.
Peran dokter yang paling bermanfaat setelah kematian anak adalah memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertemu dan bertatap muka. Pada kesempatan tersebut, dokter berperan hanya mendengarkan dan menanggapi dengan cara yang bijak untuk mendorong orang tua agar berbicara. Seringkali dalam kematian anak yang mendadak, dokter gagal untuk berperan lengkap. Kegagalan ini akan menyebabkan kepedihan keluarga semakin bertambah. Banyak dokter berpendapat bahwa peran tersebut menyulitkan, sehingga justru menghindari kontak dengan orang tua yang berduka. Dokter cukup sering memegang pendapat yang keliru, bahwa berbicara tentang kematian akan merugikan, karena pembicaraan tersebut akan membangunkan kembali dan memperpanjang kesedihan orang tua. Sebenarnya justru sebaliknya, ternyata orang tua yang berduka mengakui bahwa kesedihan adalah hal yang penting. Namun demikian, mereka jarang melupakan perhatian dokter yang melakukan kontak, setelah kematian anak. Jika dokter memiliki hubungan dengan keluarga, dokter sebaiknya menghubungi orang tua ketika mendengar kabar tentang kematian anak. Kontak tersebut harus lebih dari sekedar kehadiran pada pelayatan atau pemakaman. Pada saat berduka, kontak pribadi dengan orang tua pada umumnya tidak mungkin, karena orang tua biasanya mengalami kesedihan dan tidak mampu berpikir jernih, sehingga kontak
yang paling membantu adalah kunjungan tatap muka (face-to-face visit).

Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk menyadari tentang kematian dan memungkinkan orang tua untuk berbicara. Dokter mungkin memulai pembicaraan dengan kata-kata sederhana, “Saya sangat menyesal mendengar tentang kematiannya. Apa kerugian yang mendalam bagi Anda dan keluarga Anda?” Upaya mengurangi kesedihan dengan memberikan nasihat, biasanya tidak efektif dan mungkin menyakitkan. Komentar untuk orang tua dari anak difabel yang meninggal haruslah bijak, karena ucapan seperti “dia sekarang lebih baik,” justru sering dianggap sebagai mengecilkan nilai anak.

Masa selama setahun berduka diakui oleh banyak agama dan budaya di dunia. Namun demikian, pada umumnya orang tua dapat mengalami kesedihan yang mendalam untuk lebih lama lagi. Peristiwa penting di dalam keluarga, seperti wisuda, pernikahan, ulang tahun, dan kelahiran, sering kali membangunkan kembali kesedihan. Peristiwa tersebut merupakan pengingat dari harapan dan impian yang menjadi hancur karena kematian anak. Dalam perjalanan waktu, orangtua akan berhasil untuk tidak lagi menghidupkan kembali pengalaman pada saat kematian, bahkan mampu mengingat peristiwa yang umum dan membahagiakan dalam kehidupan anak, bahkan dengan senang hati. Orang tua sering menduga bahwa ketakutan terbesar adalah bahwa anak akan dilupakan.
Orangtua sering merasa sakit hati mendengar pernyataan seperti, “Anda harus mendapatkan lebih dari itu dan melanjutkan hidup Anda.” Kebanyakan orangtua terhibur dalam suatu lingkungan dengan orang lain yang telah memiliki pengalaman serupa dan bertemu dengan orang yang telah berhasil mengatasi masalah tersebut. Dokter didorong untuk melibatkan kelompok pendukung dalam komunitas mereka dan bagaimana mereka berfungsi. Mereka kemudian dapat merujuk orang tua yang mungkin memerlukan kelompok tersebut.

Istilah duka mendalam” “complicated grief” adalah situasi ketika kesedihan begitu hebat dan  atau berkepanjangan, sehingga pengelolaan kesehatan mental atau pengobatan diperlukan. Sulit untuk menentukan gejala-gejala atau keadaan ketika titik ini tercapai, namun beberapa panduan umum dapat diberikan. Duka mendalam paling sering terjadi ketika orangtua sudah mengalami masalah kejiwaan, atau orang tua mungkin memiliki gangguan kejiwaan di masa lalu. Paling sering adalah depresi, sehingga kematian anak cenderung memperburuk hal itu. Kematian seorang anak ketika hubungan orangtua-anak bermasalah, sering juga menimbulkan duka mendalam dan merupakan reaksi normal hilangnya seorang anak. Dalam kebanyakan situasi, obat tidak diperlukan dan dapat menjadi kontraproduktif. Namun, jika kesedihan menjadi sangat intens dan melemahkan, pengobatan mungkin diperlukan, dan rujukan ke dokter spesialis kesehatan mental harus dipertimbangkan.

ditulis oleh:

fx. wikan indrarto, dokter spesialis anak di RS Bethesda Yogyakarta