Popok Bayi: Apa yang Anda Perlu Ketahui

Pemilihan dan penggunaan popok bayi boleh dibilang merupakan salah satu topik yang akan selalu hangat untuk dibahas oleh orangtua. Kain atau popok sekali pakai? Bahan apa yang terbaik? Kapan harus diganti? Mengapa timbul ruam popok? Dan masih banyak lagi. Untuk menjawabnya, berikut akan kami bahas hal-hal penting yang perlu Anda ketahui tentang popok bayi.

Thumbnail-Popok-410x305

Memilih Bahan yang Tepat

Jenis popok yang paling banyak beredar di pasaran adalah popok kain dan popok sekali pakai. Popok yang ideal, entah apapun bahannya, harus dapat menjaga kestabilan pH, dan keringnya kulit serta mencegah terjadinya ruam. Untuk menopang fungsi tersebut, popok umumnya disusun menjadi 3 lapisan yaitu lapisan dalam, lapisan inti yang mengandung bahan absorben, dan lapisan luar.

Pada popok sekali pakai, lapisan dalam umumnya berpori untuk mengurangi gesekan kulit dan ditambah dengan formula khusus, seperti zinc oxide, aloe veradan petroleum untuk menjaga agar kulit tetap kering. Bahan absorben lapisan inti yang paling sering digunakan adalah selulosa dan absorbent gelling material(AGM) atau superabsorbent, yang terbuat dari sodium poliakrilat. AGM memiliki keunggulan dapat memisahkan cairan urin dari feses dengan cepat, menahan cairan di matriksnya, dan menjaga kestabilan pH. Lapisan luar popok sekali pakai umumnya bersifat kedap air, tetapi dapat juga terbuat dari bahan yang berpori.

Popok kain juga tersedia dengan beragam inovasi baru dalam hal komposisi. Lapisan dalamnya kadang-kadang memakai bahan sekali pakai. Bahan absorben yang sering digunakan pada popok kain antara lain polyester (sering disebutmicrofiber), katun, bambu, dan rami. Bambu memiliki daya absorbsi yang sangat tinggi, tetapi bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi dapat menimbulkan efek negatif. Di sisi lain, polyester juga memiliki kemampuan menyerap yang baik, tetapi cenderung berkurang seiring waktu dan lebih sulit dibersihkan sehingga sering menimbulkan bau. IDAI sendiri merekomendasikan pemilihan bahan katun pada popok kain untuk menjaga ventilasi yang baik dengan kulit, dan perlu disadari bahwa pemakaian popok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya infeksi saluran kemih.

Lalu, di antara keduanya, manakah yang lebih baik? Meskipun studi menunjukkan kecenderungan bahwa untuk menghindari ruam popok, bahan selulosa popok sekali pakai lebih baik daripada popok kain, bahan AGM lebih baik daripada selulosa, lapisan dalam berformula khusus lebih baik daripada yang tanpa formula, dan bahan luar yang berpori lebih baik daripada yang waterproof, jenis popok mana yang lebih unggul masih belum dapat dipastikan hingga saat ini. Tentunya, perawatan dan waktu penggantian yang tepat memegang peranan yang penting dalam penggunaan popok untuk si kecil. Perkiraan biaya, efek lingkungan dari pencucian atau pembuangan popok dan tenaga yang dikeluarkan oleh ibu atau pengasuh juga perlu dipertimbangkan.

Pemakaian dan Penggantian

Sebelum mengganti popok, perlu diingat bahwa beberapa bayi cenderung untuk langsung berkemih ketika popoknya dibuka dan terpapar udara. Oleh karena itu, usahakan agar tubuh si kecil tetap tertutup semaksimal mungkin, sehingga Anda dapat menghindari tercecernya air kemih yang tidak perlu.

Sebelum membuka popok yang kotor, siapkan popok yang baru di bawahnya. Setelah membuka popok kotor, usap pantat bayi dengan bagian depan dan dalam popok, lalu geser posisinya ke bawah pantat bayi. Hal ini sekaligus dapat menjaga agar popok yang bersih tidak terkena kotoran. Setelah itu, bersihkan anus bayi dan daerah kemaluan dengan lap bersih atau tisu basah yang tidak mengandung pewangi dan alkohol. Jangan lupa keringkan untuk mencegah pertumbuhan kuman. Buang popok dan tisu kotor, lalu pakaikan popok baru yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Pastikan bahwa popok yang dipakaikan cukup rapat sehingga tidak terjadi kebocoran, tetapi juga tidak terlalu ketat untuk menghidari terjadinya ruam popok.

Penting untuk diingat bahwa popok harus selalu diganti setiap selesai berkemih atau buang air besar. Bila menggunakan bahan AGM, gantilah sesering mungkin, sekitar 2-3 jam sekali. Untuk menentukan perlu tidaknya penggantian popok, Anda dapat menggunakan sistem alarm, yaitu dengan melihat perubahan warna pada popok bila terkena urin.

Pada bayi baru lahir dengan tali pusat yang belum lepas, pastikan bahwa popok tidak mengenai bagian tersebut untuk menghindari pajanan urin dan feses. Bagian ini perlu dijaga agar terpapar udara sesering mungkin.

 

Menghindari Ruam Popok

Ruam popok merupakan suatu keadaan iritasi pada kulit yang tertutup popok. Faktor penyebabnya sangat beragam, mulai dari faktor mekanik, kimia, dan infeksi jamur. Pemakaian popok yang ketat dan bahan yang tidak tepat dapat meningkatkan gesekan terhadap kulit dan mencetuskan ruam. Selain itu, pajanan urin dan feses dapat menyebabkan kulit basah dan mempermudah masuknya bahan iritan yang terkandung di dalamnya. pH urin yang bersifat basa turut memperburuk iritasi yang timbul. Hal ini juga mempermudah infeksi jamur Candida albicans berkembang dan menimbulkan ruam yang lebih berat.

Cara untuk menghindari kondisi ini sebenarnya cukup mudah. Selain memperhatikan pemilihan dan pemakaian popok seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, Anda juga perlu menjaga agar kulit daerah popok selalu bersih dan kering. Bersihkan juga daerah kelamin dengan air hangat dan sabun bayi saat mandi. Setelah itu, jangan lupa mengaplikasikan krim khusus untuk melindungi dari terjadinya kerusakan kulit akibat gesekan dan kelembaban yang berlebihan.

Kesimpulannya, apapun jenis popok yang Anda pilih, utamakan kebersihan dan kenyamanan si kecil!

 

Referensi:

  1. Agrawal R 2013. Diaper Dermatitis. Diunduh pada 18 Juli 2014 darihttp://emedicine.medscape.com/article/911985-overview
  2. American Academy of Pediatrics 2013. Changing Diaper. Diunduh pada 18 Juli 2014 dari http://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/diapers-clothing/Pages/Changing-Diapers.aspx
  3. American Academy of Pediatrics 2013. Diaper Rash Solution. Diunduh pada 18 Juli 2014 dari http://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/diapers-clothing/Pages/Diaper-Rash-Solution.aspx
  4. American Academy of Pediatrics 2013. The Art of Diapering. Diunduh pada 18 Juli 2014 dari http://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/diapers-clothing/Pages/The-Art-of-Diapering.aspx
  5. Baer EL, Davies MW, Easterbrook KJ 2006. Disposable nappies for preventing napkin dermatitis in infants (Review). Cochrane Database of Systematic Reviews Issue 3, hal 1-20. Diunduh pada 18 Juli 2014 darihttp://espace.library.uq.edu.au/eserv.php?pid=UQ:8003&dsID=mwd_cr_03_06.pdf
  6. Bikowski J 2011. Update on Prevention and Treatment of Diaper Dermatitis.Practical Dermatology for Pediatrics, Juli, hal.16-19. Diunduh pada 18 Juli 2014 darihttp://bmctoday.net/practicaldermatologypeds/pdfs/Peds0811_Ftr_DiaperDermatitis.pdf
  7. Ikatan Dokter Anak Indonesia 2013. Penggunaan Popok Bayi dan Anak untuk Mencegah Infeksi Saluran Kemih. Diunduh pada 18 Juli 2014 darihttp://idai.or.id/professional-resources/rekomendasi/penggunaan-popok-bayi-dan-anak-untuk-mencegah-infeksi-saluran-kemih-2.html

 

Penulis : Jennie Dianita Sutantio

Editor : Sudung O. Pardede (UKK Nefrologi IDAI)

Perawatan Bayi Baru Lahir

Bunda dan Ayah yang berbahagia, selamat atas kelahiran buah hatinya. Saat ini Anda berdua pasti sedang dipenuhi dengan rasa suka cita. Pasangan orangtua baru seringkali mengalami kekhawatiran dalam pengasuhan bayi baru lahir. Hal ini adalah suatu kewajaran karena buah hati Anda adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya dan sudah sepantasnya jika Anda hanya ingin memberikan yang terbaik. Merawat bayi baru lahir memang susah-susah gampang dan penuh dengan seni, tetapi Bunda dan Ayah tidak perlu khawatir, karena hal ini dapat direncanakan dan dipelajari. Berikut beberapa tips dan pengetahuan mengenai perawatan dasar bayi baru lahir.

14-410x305

Saat bayi dilahirkan….

Jika bayi bugar dan tidak memerlukan pertolongan khusus, seluruh tubuh bayi akan dikeringkan, kecuali tangannya. Pembersihan jalan napas secara rutin pada bayi yang aktif dan bugar. Tali pusat diikat dan bayi akan diletakkan di atas perut atau dada ibu untuk mengadakan kontak skin-to-skin (kulit ke kulit) dan inisiasi menyusui dini (IMD).

Kontak skin-to-skin dan inisiasi menyusui dini

Dalam rahim ibu, bayi berada pada suhu lingkungan yang optimal yaitu 36,5-37,5 derajat Celsius, sesuai dengan suhu tubuh ibunya. Sesaat setelah dilahirkan, bayi akan berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh ibunya, sehingga berisiko untuk terjadi hipotermia (suhu tubuh rendah). Hipotermia dapat menyebabkan terjadinya berbagai gejala seperti hipoglikemia (gula darah rendah), gangguan pernafasan, lemas atau gelisah, kejang, dan sesak napas. Untuk menghindari terjadinya hipotermia, letakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi kontak antara kulit ibu dan kulit bayi (perawatan metode kanguru). Metode ini sangat baik untuk menghangatkan bayi secara alamiah. Suhu kulit ibu akan menghangatkan bayi lebih cepat dan menjaga suhu bayi tetap stabil.

Setelah bayi dikeringkan, bayi ditengkurapkan di atas dada atau perut ibu. Kulit bayi menempel dengan kulit ibu, dan mata bayi diletakkan sejajar dengan puting susu ibu. Ibu dianjurkan menyentuh bayi dan menyangga ringan bagian bokong bayi. Bayi diberi topi dan diselimuti. Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu. Jika setelah satu jam kontak kulit ke kulit belum terjadi proses menyusui dini, ibu dibantu untuk mendekatkan bayi ke putingnya dan bayi diberi waktu untuk melanjutkan kembali proses tadi selama setengah sampai satu jam. Alangkah baiknya jika ibu dapat didampingi oleh suami atau keluarga.

Inisiasi menyusu dini bermanfaat untuk mengurangi angka kematian bayi dan membantu menyukseskan pemberian ASI eksklusif. Selain itu, IMD dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena bakteri baik di kulit ibu akan masuk ke tubuh bayi dan lebih lanjut lagi bayi akan mendapatkan ASI pertama (kolostrum) yang sangat banyak mengandung zat-zat kekebalan tubuh. Tidak perlu cemas bila selama proses IMD bayi belum sampai melakukan kegiatan menyusui yang sesungguhnya, karena proses ini sendiri sudah meningkatkan peluang keberhasilan menyusui.

Pada situasi tertentu bila bayi tidak bugar atau kondisi bayi setelah dilahirkan belum stabil, terkadang IMD tidak dapat dilakukan karena bayi harus segera mendapat perawatan lebih lanjut. Jika hal ini terjadi, ibu tidak perlu putus asa. Ibu tetap dapat sukses menyusui dengan memerah ASI selama bayi belum dapat menyusu secara langsung.

Rawat gabung

Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang sama dengan ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Rawat gabung bermanfaat untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak, mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan yang berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko infeksi dan depresi pada ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk merawat bayi.

 

Hari-hari pertama bersama bayi

Bagaimana bayi tidur?

Dalam sehari bayi dapat tidur sampai total 20 jam, yang terpecah dalam periode-periode tidur 20 menit hingga 4 jam. Usahakan kamar bersuhu sejuk, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, dan mendapat cahaya serta ventilasi cukup. Posisi tidur yang dianjurkan adalah posisi terlentang karena dapat mencegah terjadinya sindrom kematian mendadak bayi atau sudden infant death syndrome (SIDS). Tempat tidur bayi sebaiknya menggunakan alas yang rata dan tidak terlalu lembut. Hindari menggunakan benda-benda yang dapat menutupi kepala bayi.

Bagaimana merawat tali pusat?

Setelah dipotong, tali pusat mungkin akan diolesi cairan antiseptik klorheksidin atau antiseptik lain. Setelah itu tali pusat dibiarkan terbuka dan kering dan tidak perlu dikompres dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik. Saat ingin merawat tali pusat, cuci tangan terlebih dahulu, jangan oleskan apapun pada tali pusat, tidak perlu ditutup dengan kasa dan jangan ditutup dengan popok maupun gurita. Usahakan agar tali pusat tidak basah, tidak terkena air seni maupun tinja bayi. Jika tali pusat kotor, segera cuci bersih dengan air yang bersih dan sabun lalu keringkan dengan kain bersih. Biarkan tali pusat terlepas sendiri. Jika terdapat tanda infeksi seperti kemerahan dan atau bengkak pada pusat ataupun kulit disekitarnya, berbau busuk dan terlihat nanah, segera kontrol ke tenaga kesehatan terdekat.

Memandikan bayi

Saat lahir, bayi belum perlu dimandikan. Bayi masih memiliki lapisan pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan yang berfungsi untuk menjaga suhu bayi. Setelah 6 jam bayi dapat dilap dengan air hangat saja. Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat dimandikan dengan kain lap atau spon. Setelah tali pusat lepas bayi dapat dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air, hati-hati kepala terendam dalam air. Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun dan sampo khusus bayi. Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu pagi maupun terlalu sore. Saat melakukan perawatan kulit bayi, prinsipnya menggunakan seminimal mungkin zat-zat yang berkontak dengan kulit, karena kulit bayi masih sangat sensitif.

Memilih pakaian bayi

Pilihlah pakaian dari bahan yang lembut, menyerap air dan tidak kaku. Bayi hanya perlu memakai atasan, popok atau celana, selimut dan topi jika bayi kedinginan. Tidak dianjurkan untuk membedong karena membatasi gerak bayi. Selain itu, tidak dianjurkan pula untuk terus menggunakan sarung tangan maupun kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan alat untuk belajar pada bayi. Jangan gunakan gurita karena bayi bernafas lebih banyak menggunakan otot-otot perut.

Pola buang air besar (BAB) dan buang air kecil bayi (BAK)

Bayi normal akan BAK dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat dalam 48 jam pertama. Jika ini tidak terjadi, bayi perlu diperiksa lebih lanjut. Selanjutnya bayi akan BAK 5-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali per hari. Warna BAK yang baik adalah jernih tidak berwarna pekat, sedangkan warna BAB akan berubah dari warna hitam pekat, menjadi hijau dan akhirnya berwarna kekuningan pada sekitar usia 5 hari. Jika tidak terjadi perubahan warna BAB, harus dilakukan evaluasi kecukupan asupan ASI. Jika ibu menemukan darah pada kemaluan bayi perempuan saat awal-awal kelahiran, ibu tidak perlu khawatir, karena hal itu disebabkan bayi masih dipengaruhi hormon ibu. Keadaan tersebut masih dianggap normal.

Membersihkan popok dan kemaluan bayi

Bersihkan kemaluan dari bagian depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah dibasahi air bersih ataupun handuk basah. Jangan membersihkan popok dari bagian bawah anus ke kemaluan.

Mengenali isyarat lapar bayi

Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan tangan ke dalam mulut, menggemgam tangan, mengeluarkan suarh seperti mengecap-ngecap, ah uh ah. Jangan tunggu bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai kemauan bayi, jangan dijadwal. Normalnya bayi akan menetek selama 5-30 menit, jika diluar itu, evaluasi proses menyusui. Jika ibu terpisah dengan bayi, lakukan pemerahan ASI dan berikan ASI menggunakan sendok atau cangkir agar ketika ibu sudah bersama bayi lagi, bayi tetap dapat menetek dengan ibu.

Membersihkan mata, telinga dan hidung bayi

Mata dapat dibersihkan dengan kapas bersih yang dibasahi dengan air hangat, mulai dari arah hidung ke luar. Jika ditemukan tanda-tanda infeksi pada mata seperti bengkak, merah, mengeluarkan nanah segera bawa ke dokter. Kotoran telinga tidak perlu dibersihkan secara rutin dengan mengorek liang telinga karena akan keluar sendiri ketika sudah cukup besar dan lunak saat bayi menangis. Lubang hidung bayi juga tidak perlu dibersihkan secara khusus, cukup mengelapnya saat mandi.

Penglihatan bayi

Kemampuan melihat bayi terbatas kisaran jarak 20-30 cm. Penglihatan bayi sensitif terhadap cahaya terang. Sampai usia beberapa bulan kadang kedua bola mata bayi tidak sejajar, tampak seperti juling. Hal ini normal, karena otot-otot penggerak bola mata masih dalam tahap perkembangan. Pada beberapa bayi kadang bola matanya bergerak-gerak dengan sangat cepat ke kiri dan ke kanan, khususnya bila akan tidur. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Pendengaran bayi

Fungsi pendengaran bayi telah cukup matang dalam bulan pertama. Bayi akan lebih mengenal suara ibunya, dibandingkan orang-orang lain di sekitar. Bayi sering terkejut bila ada suara keras yang tiba-tiba terdengar

Saatnya bayi berpergian

Jika bayi ingin berpergian pastikan bayi dalam keadaan sehat. Gunakan pakaian yang mencegah bayi kedinginan. Jika berpergian menggunakan mobil, letakkan bayi pada car seat (kursi khusus bayi). Bayi sudah dapat berpergian dengan pesawat setelah berusia 2 bulan. Jangan berpergian jika bayi sedang mengalami infeksi telinga. Nyeri telinga pada pesawat take off maupun landing dapat terjadi namun tidak berlangsung lama.

Bayi kuning

Pada umumnya bayi akan mengalami kuning pada usia 2-7 hari. Kuning yang perlu diwaspadai jika terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir, berlangsung lebih dari 2 minggu, disertai demam, sangat kuning sampai telapak tangan dan kaki bayi, berdasarkan grafik bilirubin mencapai batas untuk sinar maupun tranfusi tukar.

Kolik pada bayi

Jika bayi menangis terus menerus dan tidak dapat dihentikan mungkin saja bayi Anda mengalami kolik. Bayi pada umumnya sering mengalami kolik pada pagi dan sore hari. Biasanya tidak membaik dengan gendongan dan perut dapat terlihat tegang. Jika hal ini terjadi, gendong bayi dengan lembut dan posisikan dalam posisi tengkurap. Apabila bayi memang mengalami kolik, hal ini akan berhenti dengan sendirinya.

Gumoh

Bedakan gumoh dengan muntah. Gumoh biasanya terjadi secara pasif, dan keluar dengan sendirinya. Untuk mencegah terjadinya gumoh sendawakan bayi, letakkan dalam posisi tegak pada bahu atau pangkuan kemudian tepuk-tepuk ringan punggung bayi setiap bayi selesai menyusu.

Tanda bahaya

Bawa segera bayi Anda ke petugas kesehatan terdekat jika bayi demam atau suhu <36,5◦C, muntah disertai kembung atau tidak ada BAB, kejang, sesak napas, terdapat nanah di mata, malas menyusu dan lebih banyak tertidur, kuning sampai berusia 2 minggu, tali pusat berbau, kemerahan, atau berdarah, dan BAB mencret.

Demikian beberapa tips yang dapat membantu Bunda dan Ayah lebih percaya diri menghadapi hari-hari pertama bersama buah hati. Selamat menikmati masa yang sangat istimewa ini!

 

Penulis: Nina Dwi Putri, Amanda Soebadi

Memilih Produk Kulit untuk Si Kecil

Memilih-Produk-Kulit-410x305

Orang tua seringkali bingung memilih produk yang tepat untuk kulit si kecil. Beragamnya pilihan jenis produk kulit yang beredar di pasaran, seperti sabun, sampo, moisturizer, cologne dsb membuat mereka bertanya-tanya, bolehkah produk ini itu diberikan pada putra-putrinya.

Penting untuk diketahui oleh orang tua bahwa meskipun struktur kulit pada bayi sama dengan dewasa, tingkat maturitas fungsinya tidak sama. Kulit bayi, terutama yang baru lahir, sangat halus, lembut dan belum diproteksi secara maksimal oleh sistem imunitas tubuh. Berikut akan kami paparkan topik-topik yang penting dalam perawatan kulit si kecil.

 

Waktu Mandi, Penggunaan Sabun dan Sampo Bayi

  1. Mandi sebaiknya dilakukan setiap hari dengan suhu ruangan >25°C, suhu air 37°C dan tidak lebih dari 5 menit.
  2. Gunakan sabun bayi ringan yang sesuai dengan pH netral kulit (5,5) dengan kandungan parfum dan pewarna yang seminimal mungkin untuk menghindari reaksi sensitisasi. Bahan di dalam sabun juga harus diperhatikan. Jangan menggunakan sabun dengan antiseptik (fenol, kresol), deodoran (triklosan, heksaklorofen) maupun sabun yang mengandung detergen seperti sodium lauryl sulphate (SLS) yang dapat menimbulkan iritasi maupun sodium laureth sulphate (SLES) yang beracun bila terserap kulit si kecil.
  3. Baik sabun maupun sampo bayi umumnya mengandung beberapa jenis surfaktan sebagai bahan pembersih. Untuk sampo, pilihlah bahan surfaktan yang aman untuk mata seperti cocamidopropyl betaine atau natrium lauril propinat.

 

Menghindari Sinar Matahari, Perlukah?

Perlu diketahui bahwa efek buruk dari sinar matahari, seperti sunburn maupun kanker kulit lebih mudah terjadi pada si kecil dibandingkan dewasa, mengingat betapa tipis dan rentannya kulit mereka. Proteksi dapat dilakukan dengan cara:

  1. Hindari paparan langsung maupun tidak langsung sinar matahari pada bayi,  terutama pada jam 10 pagi hingga 2 siang, di mana radiasi sinar matahari sangat kuat.
  2. Lindungi bayi sebisa mungkin dengan berteduh di bawah pohon, payung maupun kanopi kereta bayi. Hal ini dapat mengurangi papar UV hingga 50%.
  3. Pakaikan baju yang tertutup dari bahan katun yang nyaman dan topi berdaun lebar.
  4. Sunscreen aman diberikan pada bayi usia di atas 6 bulan, dengan catatan jenis yang digunakan adalah physical sunscreen yang mengandung titanium oxide atau zinc oxide dengan SPF 30 atau lebih, dan berlabel broad spectrumserta waterproof. Aplikasikan sunscreen sekitar 15-30 menit sebelum bepergian, dan berenang pada wajah, punggung tangan dan kaki, ujung telinga dan belakang leher. Pemakaian perlu diulang setiap 2 jam. Apabila bayi berusia kurang dari 6 bulan dan tidak dapat menghindari pajanan matahari, pakaikanlah sunscreen dengan SPF 15 di pipi dan punggung tangan saja.

Penggunaan Bedak, Minyak dan Parfum

  1. Dalam memilih bedak, utamakan memilih yang terbuat dari bahan mineral seperti talcum karena ringan, lembut dan netral. Cara menggunakan yang benar adalah dengan meletakkan pada telapak tangan kita lalu diusapkan tipis dan merata, terutama pada bagian lipatan yang sudah kering dan bersih. Pastikan bahwa bedak tidak digunakan di daerah selaput lendir dan kulit yang tidak utuh. Hindarkan pemakaian di wajah karena bila terhirup dapat menimbulkan gangguan paru-paru.
  2. Orang tua seringkali mengoleskan minyak, seperti minyak telon dan minyak kayu putih pada bayinya. Kedua jenis minyak ini bekerja dengan cara memperlebar pembuluh darah lokal sehingga timbul sensasi hangat dan sedikit mengurangi nyeri. Akan tetapi, kelompok minyak ini tergolong dalam bahan iritan sehingga pemakaian berlebih dapat menimbulkan ruam kulit.
  3. Penggunaan parfum, baby cologne dan bahan kimia lainnya sebaiknya dihindari pada usia-usia awal karena pada dasarnya kulit bayi mudah menyerap bahan yang dioleskan pada kulit dan mudah teriritasi. Pada dasarnya pakaian bayi dapat dicuci bersama dengan pakaian orang dewasa, namun pastikan bahwa deterjen yang digunakan bebas dari parfum dan zat pewarna.

Kapan Pelembab Diperlukan?

Pelembab berfungsi untuk mencegah kulit kering dan memperbaiki barier kulit yang rusak. Pilihlah pelembab berbentuk krim tanpa parfum. Aplikasikan pelembab minimal 2x sehari setelah mandi atau lebih sering bila cuaca dingin, kering atau bayi mengalami eksema.

Adakah Obat Nyamuk Oles yang Aman?

Dalam memilih jenis obat nyamuk, orang tua perlu membaca secara teliti kandungan aktif apa yang terkandung di dalamnya. Umumnya jenis obat nyamuk oles terbagi menjadi 2 kategori, yaitu bahan kimia sintetik dan minyak esensial tanaman. Bahan kimia sintetik yang aman untuk anak antara lain: DEET danpermetrin (untuk anak >2 bulan) dan picaridin (usia >2 tahun); sedangkan minyak esensial tanaman yang diperbolehkan antara lain: minyak citronella/ minyak serai (untuk anak >2 tahun) dan lemon eucalyptus extract (usia >3 tahun). Perlu diingat bahwa aplikasi di kulit harus setipis mungkin, dan hindari daerah wajah serta telapak tangan. Pastikan pula ada pembatasan frekuensi pemakaian dan anak tidak boleh mengoles sendiri.

 

Referensi:

  1. Ardhie, A. 2013. Perawatan kulit serta kosmetik pada bayi dan anak. Dalam T.L. Sugito, S. Prihianti, R. Danarti & G. Rahmayunita (Eds.), Perawatan Kulit dan Kelamin: Sejak Bayi hingga Remaja (hlm. 28-33). Jakarta: Badan Penerbit FKUI
  2. Zulkarnaen, I. 2013. Penolak Serangga untuk bayi dan anak: amankah?. Dalam T.L. Sugito, S. Prihianti, R. Danarti & G. Rahmayunita (Eds.), Perawatan Kulit dan Kelamin: Sejak Bayi hingga Remaja (hlm. 139-149). Jakarta: Badan Penerbit FKUI
  3. American Academy of Peditrics (2013). Why is a baby at special risk from sunburn?. From http://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/bathing-skin-care/Pages/Baby-Sunburn-Prevention.aspx  17 Juni 2014

 

Penulis : Jennie Dianita Sutanti

Editor : Zakiuddin Munasir